Jangan Pernah Tinggalkan Shalat !!!!!

Suatu siang saat aku hendak menunaikan shalat dzuhur di mesjid yang berlokasi di pasar tempat usaha yang dikelola istriku, aku melihat seorang pedagang mainan anak yang sedang tidur lelap di beranda mesjid. Saking lelapnya, ia tidak mengetahui bahwa sepeda yang digunakannya untuk menjajakan barang dagangannya roboh diterpa angin yang hari itu bertiup cukup kencang. Sejenak aku merasa iba pada keaadaan bapak yang terlihat sangat lelah dan lusuh itu. Betapa, untuk mengais rezeki yang hendak ia gunakan untuk menafkahi keluarganya, ia harus menguras tenaganya dengan mengayuh sepeda tua ke sana ke mari untuk mencari pembeli. Sungguh tidak terbayangkan jika aku harus menjalani usaha dengan cara seperti itu.

Akan tetapi, hatiku menjadi miris manakala aku mengetahui bahwa bapak pedagang mainan itu mampir ke mesjid hanya untuk melepaskan rasa lelah. Begitu bangun, ia segera berlalu tanpa menunaikan shalat dzuhur terlebih dahulu. Sungguh sedih rasanya melihat fenomena seperti itu. Banyak sekali umat islam semacam bapak pedagang mainan itu yang mau bersusah payah untuk mencari rezeki walaupun menurut hitungan matematis tidak juga membuat ia dapat hidup dengan layak tetapi dengan mudahnya meninggalkan shalat.

Pantas saja Imam Al Ghazali berpendapat bahwa hal yang paling ringan di dunia adalah meninggalkan shalat seperti terlihat dalam kutipan percakapan beliau dengan muridnya yang pernah dimuat dalam postingan sebelumnya (link). Kutipan percakapan tersebut bunyinya kurang lebih sebagai berikut.
Imam Ghazali = “Apa yang paling ringan di dunia ini ?”
Murid 1 = ” Kapas”
Murid 2 = ” Angin “
Murid 3 = ” Debu “
Murid 4 = ” Daun-daun”
Imam Ghazali = ”Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat “

Mungkin zaman sekarang sudah dipenuhi generasi yang suka menyia-nyiakan shalat seperti yang difirmankan ALLAH SWT dalam QS. Maryam: 58-60.
"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dari keturunan Adam, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun."


Ibnu Katsir menjelaskan, generasi “adhoo’ush sholaat” yang dijelaskan dalam ayat di atas adalah orang yang jauh dari agama. Untuk urusan shalat saja mereka sudah menyia-nyiakan, apalagi untuk kewajiban-kewajiban lainnya. Karena shalat itu merupakan tiang agama dan pilarnya serta sebaik-baik perbuatan seorang hamba, maka pastilah kualitas beragama orang yang menyia-nyiakan shalat pastilah sangat rendah. Tambah lagi (keburukan mereka) dengan mengikuti syahwat dunia dan kelezatannya, senang dengan kehidupan dan kenikmatan dunia, maka pastilah mereka itu akan menemui kesesatan yang artinya mereka pasti akan menemukan kerugian di hari qiyamat.
Orang yang meninggalkan shalat itu sangatlah merugi. Bahkan status keimanan seseorang sangat diragukan sebagaimana tercermin dalam hadits :

“(Perbedaan) antara hamba dan kemusyrikan itu adalah meninggalkan sholat.” (HR Muslim dalam kitab Shohihnya nomor 82 dari hadits Jabir).

Dalam QS. Maryam: 58-60 di atas diceritakan mengenai orang-orang saleh, terpilih, dan nabi-nabi yang sangat patuh kepada Allah SWT. Ketaatan itu ditunjukkan dengan cara mereka bersujud dan menangis ketika dibacakan ayat-ayat Allah. Namun dalam ayat selanjutnya, Allah SWT memberitakan bahwa setelah generasi itu datanglah generasi pengganti yang memiliki sifat-sifat yang jauh berbeda dengan sifat generasi pendahulunya, yakni suka menyia-nyiakan shalat dan mengumbar hawa nafsu.

Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa peringatan Allah SWT terhadap orang yang meninggalkan shalat itu sangatlah keras. Oleh karena itu marilah kita menjaga diri kita untuk menunaikan ibadah shalat secara kontinyu. Jangan lagi menganggap shalat sebagai urusan yang remeh sebagaimana kita saksikan para selebritis di TV yang dengan entengnya mengatakan bahwa dirinya mengerjalan shalat tapi shalatnya masih bolong-bolong tanpa merasa takut sedikitpun bahwa perilakunya yang kadang-kadang meninggalkan shalat adalah bentuk menyia-nyiakan shalat. Jangan lupa pula ingatkan orang-orang di sekitar kita, terutama keluarga, sahabat, karyawan dan lain sebagainya untuk menunaikan shalat.



Comments

  1. Semoga kta termasuk orang2 yang selalu mengingat Allah...

    ReplyDelete
  2. Aku akan selalu menginggat pesan nya...

    salam prihatin

    Saat ini bantuanku hanya bisa mendoakan saudara-saudara yang tertimpah musibah baik di tragedi Palestina dan Bencana Gempa di Manokwari salam prihatin

    ReplyDelete
  3. assalamu alaikum,
    benar mas...manusia seringkali melalaikan shalat seolah-olah pekerjaan tidak bisa ditunda. padahal harusnya cara pandangnya dibalik ya. shalat tidak bisa diganggu oleh pekerjaan.
    sudahkah shalat ghaib untuk saudara2 kita di palestina dan yuk kita doakan semoga Allah menurunkan azabNya untuk zionis yahudi israel laknatulah

    salam kenal ^_^ :)

    wassalamu alaikum

    ReplyDelete
  4. Sholatlah kamu sebelum kamu di sholatkan...apa kurang ngeri pepatah spt ini???

    ReplyDelete
  5. terima kasih mas, aku jadi mengerti betapa pentingnya shalat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Aku akan berusaha untuk tidak meninggalkan shalat. Ayo semuanya shalat ya!!!!!!!!!!!!!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tujuh Amal Sang Hamba

Free Download MP3 - Murotal Sh. Sa'd Al Ghamidi

Pelajaran Di Balik Saat Kejadian Gempa Padang